Sabtu, 23 Januari 2016

Bolehkah Kita Menasihati Seseorang di Depan Banyak Orang?

"Barangsiapa yang menasehatimu secara sembunyi sembunyi, maka dia benar benar menasehatimu. Dan siapa siapa yang menasehatimu di depan orang banyak, dia sebenarnya sedang menghinamu." (Imam As-Syafi'i)

Rabu, 06 Januari 2016


     Ngrasa pinter ngelawak bro? Oke, ane tantang. Coba Bikin satu lawakan yang lucu tapi tanpa unsur bullying, kata kasar/kotor, menghina, menipu dan porno.
Kang bisa berarti lebih hebat dari pelawak-pelawak yang ada di TV.
     Ngelawak atau bercanda sih boleh-boleh aja, tapi ada aturannya. Nggak cuma asal bikin orang ketawa karena bisa menimbulkan dampak buruk. Mungkin suatu lawakan terasa lucu bagi banyak orang, tapi juga sekaligus ada orang terhina karenanya, karena ada unsur bullying di dalamnya . Ada juga yang kata-katnyanya kasar sehingga menambah kosa kata baru yang tidak pantas bagi adik-adik kita yang masih kecil. Kadang ada juga yang dengan cara menipu. Bagi yang ngelawak atau bercanda sih, mungkin itu sekedar guyonan yang lucu, just for fun, nothing serious, tapi bagi yang jadi bahan lawakan mungkin itu terasa menyakitkan. Oleh karena itu, ngelawak/bercanda membutuhkan trik2 dan keahlian tertentu supaya terciptalah lawakan sehat.
    Rasulullah saw juga kadang bercanda tapi tidak ngawur seperti kita.
Seseorang sahabat mendatangi Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam, dan dia meminta agar Rasulullah saw membantunya mencari unta untuk memindahkan barang-barangnya. Rasulullah berkata: “Kalau begitu kamu pindahkan barang-barangmu itu ke anak unta di seberang sana”. Sahabat bingung bagaimana mungkin seekor anak unta dapat memikul beban yang berat. “Ya Rasulullah, apakah tidak ada unta dewasa yang sekiranya sanggup memikul barang-barangku ini?” Rasulullah menjawab, “Aku tidak bilang anak unta itu masih kecil, yang jelas dia adalah anak unta. Tidak mungkin seekor anak unta lahir dari ibu selain unta” Sahabat tersenyum dan dia-pun mengerti canda Rasulullah. [Riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud & At Tirmidzi. Sanad sahih]
     Nah, beda kan lawakan Rasulullah saw dengan lawakan kita?
Intinya, bercanda sih boleh-boleh aja, asal jangan berlebihan dan perhatikan tata krama dan sopan santunnya supaya tidak menyakiti orang atau menimbulkan hal2 negatif lainnya.